Tapi pada kenyataannya, tidak seperti itu yang selalu aku rasakan. Pada kenyataannya aku sekarang berumur 21 tahun dan sebenarnya sangat belum siap untuk menjalani hidup beumah tangga apalagi untuk mempunyai seorang anak. Tapi aku tidak punya banyak pilihan karena aku menjadi seorang yang hamil diluar nikah. Pada waktu itu pilihan aku dan itu merupakan pilihan yang paling terbaik adalah menikah dengan orang yang menjadi ayah dari janin yang ada di kandungan aku. Itu semua bukan merupakan suatu masalah yang berat karena kami saling mencintai. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kami menjalani hidup setelah menikah nanti. Banyak sekali masalah yang kami dapat setelah kami menikah.
Antara lain; dimana kami harus tinggal nanti ? apakah sumiku bisa memenuhi nfkahku dan anaknya nanti ? lalu bagaimana dengan sekolahku yang belum selesai ? siapa nanti yang akan membantuku mengurus anakku ?
Gila, ternyata ga gampang menjalani itu semua. Aku sampai bingung bagaimana harus menulisnya disini.
Pertama, karena aku tidak mempunyai sama sekali pengalaman mengurus bayi, semua jadi terlihat menantang bagiku dan yang paling utama adalah adanya masalah aku selalu dipandang sebelah mata oleh orangtuaku, mertuaku dan bahkan ibu – ibu lainnya yang dari teman ibuku dan teman mertuaku. Seakan – akan semua perbuatanku bisa mencelakakan anakku sendiri. Ok! Walaupun aku masih sangat muda dan ini adalah anak pertamaku, bukan berarti aku tidak belajar dan mencari tau tentang mengurus bayi. Bagaimanapun juga aku sudah mempunyai seorang bayi dan aku harus berusaha untuk bisa merawatnya dengan baik. Mulai dari membaca buku tentang merawat bayi, browsing di internet, dan selalu memperhatikan cara – cara merawat bayi yang baik dan benar entah itu dari televisi atau dari ibu – ibu lain. Tapi selalu saja pendapatku dianggap remeh oleh mertuaku dan ibuku sendiri. Enak aja, mereka pikir aku ini cewek bodoh.. mereka selalu mengutamkan mitos dan tradisi tapi aku selalu berusaha mencari tahu apa dibalik mitos – mitos seputar bayi dan memakai pendapat seorang dokter yang sudah dibuktikan kebenarannya. Susah rasanya jadi ibu yang selalu diremehkan orang lain. Bahkan kalau aku sedang menginap di rumah mertuaku, seakan – akan aku ini ga punya hak untuk bisa merawat anakku sendiri. Sampai stress aku kalau nginep di sana. Ujung – ujungnya aku jadi sakit dan anakku juga ikutan sakit.
Fiiuuhhh…. Masih banyak hal lainnya yang susah untuk ditulis saat ini. Apakah selalu seperti ini kehidupan orang yang hamil di luar nikah??
Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah selalu berusaha mengambil hal menyenangkan dibalik semua hal yang menyusahkan ini. Ada segi positfnya juga.. aku jadi bisa merasa lebih survive menjalani hidup ini. Life must go on kan…???